1. E-Learning
Istilah
e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar
yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut
pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak
misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
e-Learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam
Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi
yang lebih luas bahwa:
e-Learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan
media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
Matthew
Comerchero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006]
mendefinisikan:
E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup
motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada
keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka
tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan
arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain
dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki
peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses
jaringan atau Internet.
Dari definisi-definisi yang muncul dapat
kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai
suatu e-Learning (Wahono, 2005, p. 1).
Keuntungan Menggunakan
E-learning
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai
berikut (Wahono, 2005, p. 2):
a. Fleksibel karena siswa dapat
belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang
berbeda-beda.
b. Menghemat waktu proses belajar mengajar
c.
Mengurangi biaya perjalanan
d. Menghemat biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
e. Menjangkau
wilayah geografis yang lebih luas
Melatih pembelajar lebih mandiri
dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Kelemahan Menggunakan
E-learning
Kelemahan menggunakan e-learning diantaranya sebagai
berikut (Rosenberg, 2006):
a. Karena e-learning menggunakan
teknologi informasi, tidak semua orang terutama orang yang masih awam
dapat menggunakannya dengan baik.
b. Membuat e-learning yang
interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming
yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama.
c. E-learning
membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang
cukup tinggi.
d. Tidak semua orang mau menggunakan e-learning
sebagai media belajar.
2.
Membudayakan Pembelajaran E-Learning
Konsep dan model sekolah
yang berbasis TIK merupakan perwujutan bagi peningkatan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu sekolah ini ditekankan pada pengembangan sarana,
persiapan bahan pengajaran dan pelaksanaan kurikulum, pengembangan buku
teks, peningkatan pelayanan penataran guru, peningkatan pembinaan guru,
serta mengembangkan model pengembangan dan pelaksanaan manajemen SMA.
Pengelolaan
sekolah untuk peningkatan mutu dan relevansi pendidikan di SMA menuju
sekolah yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat
dilaksanakan melalui penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu, serta
mendorong terwujudnya good governance dan akuntabilitas pengelolaan
pendidikan berbasis TIK guna mewujudkan peningkatan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Upaya mewujudkan
sekolah berbasis TIK perlu melibatkan peran serta masyarakat untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan dalam rangka peningkatan
kualitas SDM baik untuk kepala sekolah, guru, karyawan, dan para
siswanya agar memiliki kualitas dan kompetensi yang mampu berkompetisi
di dunia nasional dan internasional.
Bagi sekolah yang mengaku
sekolah berbasis TIK masih terjebak pada peningkatan pengadaan komputer,
pembangunan Laboratorium komputer, Ruang Multimedia , dan pengadaan
internet. Pengembangan kurikulum TIK , program muatan lokal dan
pembelajaran lainnya belum mengembangkan pembelajaran berbasis TIK
dengan menyelenggarakan model pembelajaran e-learning.
Salah satu
kendalanya mengembangkan pembelajaran berbasis TIK adalah menyiapkan
peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi informasi serta
kurang trampilnya dalam menggunakan perangkat komputer sebagai sarana
belajar, serta masih terbatasnya ahli dalam teknologi multimedia
khususnya terkait dengan model-model pembelajan. Untuk mempersiapkan
budaya belajar berbasis TIK adalah keterlibatan orang tua murid dan
kultur masyarakat akan teknologi serta dukungan dari lingkungan
merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Pembentukan kominitas TIK
sangat mendukung untuk membudayakan siawa dengan teknologi.
Ada tiga
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model
pembelajaran e-learning. Yaitu (1) Kemampuan untuk membuat desain
instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah
paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran. (2) Penguasaan
TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber
pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan
berkualitas dan (3) Penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki.
Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui
oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi
bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka
materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan
pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam
bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi
lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari
serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi
pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan
pengayaan hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar
yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan
tersebut selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs
e-learning yang telah dibuat.
Dalam penetapan kualitas pembelejaran
dengan menggunakan model e-learning harus memperhatikan
indikator-indikator instrumen yang telah dikembangkan meliputi:
kejelasan tujuan pembelajaran, persiapan bahan pembelajaran yang cukup,
penyiapan metoda belajar yang sesuai, menghasilkan hasil pembelajaran
yang signifikan positif, efektifitas dalam mempresentasikan bahan
pelajaran serta umpan balik yang kritis dari peserta didik.
Beberapa
hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning /
digital classroom adalah guru menggunakan internet dan email untuk
berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa
mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan
internet dalam ruang multi media.
DAFTAR PUSTAKA:
Anonim. 2008.
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=227%3Ae-learning&option=com_content&Itemid=15
Eksan.
2008
http://eksan.web.id/2008/10/membudayakan-model-pembelajaran-e-learning.html